Yuk, Simak Keunikan Pulau Bungin di Sumbawa, Pulau Terpadat Di Dunia

Hai, Takaiters!

Mendengar kata Sumbawa pasti yang terlintas di pikiran adalah tempat dengan suasana tenang, damai, pepohonan yang rimbun dan jauh dari kebisingan. Kamu salah. Tidak semua wilayah di Sumbawa selalu tenang dan penuh dengan pepohonan. Jika kamu tidak percaya, datanglah ke Pulau Bungin di Sumbawa yang merupakan pulau terpadat di dunia.

Berikut yang harus kamu ketahui tentang Pulau Bungin di Sumbawa, Takaiters!

  1. Pulau terpadat di dunia

Foto: jejakliterasi.wordpress.com

Pulau Bungin terletak di  Sumbawa, tepatnya di Kecamatan Alas, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Luas Pulau Bungin adalah 8,5 Ha dengan jumlah penduduk 3.300.000 jiwa. Kepadatan penduduk di Pulau Bungin 388.000 jiwa per Ha sedangkan idealnya 40 jiwa per Ha. Untuk mengelilingi Pulau Bungin kita cukup memerlukan waktu 30 menit.

  1. Tidak mempunyai pantai

pulau bungin sumbawa terbakar
Foto: bisnis.com

Pulau indektik dengan pantai karena antara satu pulau dengan pulau lain biasanya dibatasi oleh laut dan pantai. Berbeda dengan Bungin, pulau ini tidak memiliki pantai karena semua wilayah pantai telah dibangun menjadi pemukiman.

Hal ini karena terbatasnya tanah yang dapat digunakan untuk tempat tinggal. Hampir semua penduduk Pulau Bungin hidup dari laut, yaitu sebagai nelayan.

  1. Satu rumah biasa dihuni oleh lebih dari satu keluarga

pulau bungin ntb
Foto: sawitplus.co

Selain menggunakan pantai, penduduk Pulau Bungin mengakali keterbatasan lahan pemukiman dengan membangun rumah yang dihuni oleh beberapa keluarga. Tidak jarang ditemui, 2-3 keluarga tinggal dalam satu rumah yang sama.

Biasanya mereka adalah orang tua dan anak-anaknya yang sudah menikah dan mempunyai anak. Rumah tersebut disekat atau dibagi sehingga setiap keluarga mempunyai area masing-masing. Rumah-rumah penduduk dibangun di atas karang.

  1. Tidak ada kebun

Foto: jawapos.com

Jika kamu berkunjung ke Pulau Bungin jangan berharap merasakan suasana teduh dan damai saat beristirahat di bawah pohon atau menikmati suasana memetik buah-buahan langsung dari kebun. Di Pulau Bungin tidak ada lahan untuk perkebunan atau pertanian. Hampir semua lahan digunakan untuk perumahan dan jalan serta sarana umum lainnya.

Satu-satunya lahan kosong adalah halaman masjid yang multifungsi. Pada saat kegiatan keagamaan, halaman masjid  digunakan untuk warga berkumpul dalam acara keagamaan tersebut. Saat sore hari halaman masjid ini digunakan untuk bermain anak-anak, seperti bersepeda atau main sepakbola.

Sedangkan ketika ada warga yang pesta, maka halaman masjid digunakan sebagai tempat pesta karena memang tidak ada lahan lain yang dapat menampung banyak orang.

  1. Menggunakan Bahasa Bajo

Pulau Bungin di Sumbawa pulau terpadat
Foto: dagelan.com

Meski beada di Sumbawa, namun bahasa keseharian warga Pulau Bungin bukanlah bahasa lokal setempat, melainkan Bahasa Bajo, Sulawesi. Menurut sejarah memang penduduk asli Pulau Bungin berasal dari Suku Bajo yang merantau kemudian menetap. Meski sudah regenerasi namun ciri khas dari Suku Bajo masih melekat pada kehidupan masyarakat Pulau Bungin. Salah satunya dalam penggunaan bahasa sehari-hari.

  1. Bentuk rumah panggung khas Bajo
Pulau Bungin di Sumbawa tepadat di dunia
Foto: travel.detik.com

Rumah Warga Pulau Bungin di Sumbawa berbentuk panggung dengan kolong yang difungsikan untuk menyimpan bahan makanan. Bentuk rumah panggung ini merupakan bentuk rumah khas Suku Bajo. Selain mempertahankan ciri khas suku asal, bentuk rumah panggung juga melindungi penghuni dari air laut ketika pasang.

Takaiters, kamu tertarik untuk berkunjung ke Pulau Bungin, pulau terpadat di dunia? Pilihanmu tepat karena banyak hal yang akan kamu temukan di sana.