Hai, Takaiters!
Pangeran Diponegoro pahlawan nasional RI, pada tahun 1830 – 1834 pernah di asingkan di Manado sebelum dipindahkan ke Makassar dan menghabiskan sisa hayatnya. Meskipun Pangeran Diponegoro hadir di masa yang relatif singkat, ternyata terdapat beberapa peninggalan yang dapat kita “ziarahi” sebagai pengigat semangat beliau dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Di Manado pula, Pangeran Diponegoro menuliskan karya sastra nya “Babad Diponegoro” sebuah karya yang kini menjadi warisan dunia dan diakui oleh Lembaga UNESCO sebagai International Memory Of The World
Nah, jika Takaiters berkunjung ke Manado, berikut adalah beberapa lokasi menarik yang dapat kita tuju, untuk mengenang jejak peninggalan Pangeran Diponegoro di kota penuh toleransi di ujung utara pulau Sulawesi
1. Calaca, pelabuhan tua kota Manado

Pelabuhan tua kota Manado ini berada tak jauh dari pusat kota. Di Pelabuhan ini sibuk lalu-lalang kapal-kapal laut yang membawa berbagai penumpang ke arah kepulauan Nusa Utara. Yang berbatasan dengan negara Philipina atau ke wilayah timur Indonesia seperti Ternate dan Ambon.
Di pelabuhan ini dahulu kapal yang membawa Pangeran Diponegoro berlabuh, setelah sekian ratus tahun, pelabuhan ditata sedemikian rupa sehingga dapat kita jadikan sebagai objek wisata untuk memandang indahnya teluk Manado.
Tak jauh dari kawasan pelabuhan dapat kita liat monumen Lilin Manado yang berdiri megah sebagai simbol kerukunan antar umat beragama di kota Manado. Terdapat biaya tiket masuk sebesar Rp.5.000,-/orang untuk masuk di kawasan pelabuhan.
Beberapa sudut pelabuhan dapat menjadi objek selfie yang sangat menawan, dengan latar belakang gunung Manado Tua ataupun kapal-kapal besar yang mempesona.
2. Kawasan 45 dan Jalan Roda

Kawasan 45 adalah pusat perniagaan yang telah berusia ratusan tahun. Di kawasan ini dapat kita temukan berbagai produk dari berbagai daerah di Sulawesi Utara. Dalam beberapa riwayat diceritakan, Pangeran Diponegoro sering membeli kebutuhannya di kawasan ini. Salah satu tempat ikonik di kawasan ini adalah “Jalan Roda.” Dahulu, Jalan
Roda merupakan tempat peristirahatan para pedagang-pedagang yang membawa roda pedati yang akan menjajakan dagangannya di kawasan 45. Di sepanjang jalan roda bertumbuhan kedai-kedai kopi yang menawarkan kopi dan kudapan khas Sulawesi Utara.
Harganya pun sangat terjangkau, hanya dengan Rp.10.000 /gelas. Kita dapat menikmati seduhan kopi robusta yang ditanam di pegunungan Sulawesi Utara. Saking terkenalnya, tempat ini pernah disinggahi Presiden Jokowi loh, ketika beliau melakukan kunjungan kerja di Manado.
3. Kampung Arab dan Kampung Cina

Kawasan kampung Arab dan Kampung Cina terletak bersebelahan dan berjarak tak jauh dari kawasan 45. Areal ini merupakan pemukiman Arab dan Cina tertua yang ada di Sulawesi Utara. Di awal abad 16, tatkala pemerintah kolonial Belanda mulai menata kota Manado, didatangkan beberapa pekerja dari Cina yang kemudian bermukim di wilayah ini.
Masyarakat Arab merupakan pendatang yang telah hadir lebih dulu, beberapa diantaranya beranak pinak dan membangun sebuah perkampungan. Tak jauh dari kampung Arab, terdapat masjid tertua di kota Manado bernama Masjid Awwal Fathul Mubien.
Masjid ini telah didirikan sejak tahun 1760 oleh para penduduk yang berasal dari Ternate, Mekiang dan Ambon. Masjid ini telah mengalami beberapa renovasi, namun kita masih dapat merasakan “aura” klasik dan sejarah panjang. Konon Pangeran Diponegoro pernah menjadi Imam di masjid ini.
4. Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara

Di Museum Negeri Provinsi Sulawesi Utara, tersimpan koleksi asli dan replika peninggalan pangeran Diponegoro selama berada di kota Manado. Tasbih pribadi yang dipergunakan, Qur’an yang dibawa dan sering dibacakan hingga catatan pengasingan beliau yang ditulis oleh pemerintah Hidia – Belanda saat itu.
Di Musium ini pula kita dapat mengetahui rentang sejarah kebudayaan yang berkembang di Provinsi Sulawesi Utara sejak jaman pra-sejarah hingga saat ini
Nah, Takaiters, ayo kita agendakan perjalanan ke Manado, dan jelahi tidak hanya kuliner dan wisata alamnya saja yang mempesona, namun juga kekayaan wisata sejarah yang menarik untuk kita ikuti…
Sampai jumpa di Manado untuk menelusuri jejak peninggalan Pangeran Diponegoro, Takaiters!