Hai, Takaiters!
Takaitu masih berada di Dieng, nih? Banyak banget spot-spot wisata indah yang sayang jika tidak disinggahi. Dieng memang selalu menarik untuk dikunjungi. Berkali-kali datang pun tidak akan ada rasa bosa.
Nah, kali ini tempat wisata yang akan dibahas adalah Sumur Jalatunda. Obyek wisata yang jumlah kunjungannya belum sebanyak spot-spot wisata lain yang ada di Dieng. Padahal Sumur Jalatunda punya daya tarik juga, loh? Penasaran, kan? Yuk, tetap ikuti, Takaiters?
Asal Muasal Sumur Jalatunda

Sumur Jalatunda konon cerita terbentuk dari letusan gunung Purba ratusan tahun silam. Aktivitas vulkanik yang terjadi dari gunung Purba ini membentuk kerucut-kerucut vulkanik yang tersebar di dataran tinggi Dieng.
Hal ini terlihat dari adanya kawah-kawah yang masih aktif, telaga dan danau. Letusan vulkanik itu juga menyisakan sebuah lubang yang sangat besar mirip sebuah sumur raksasa dengan diameter kurang lebih 90 m dan kedalamannya ratusan meter.
Lubang ini terisi air dari curah hujan dan dari mata air yang ada di sekitarnya. Lubang raksasa ini dinamakan Sumur Jalatunda.
Legenda Sumur Jalatunda

Penamaan Sumur Jalatunda mengambil nama dari cerita pewayangan atau mahabarata. Di dalam cerita pewayangan Sumur Jalatunda adalah tempat yang menghubungkan dunia dengan bumi lapis ketujuh (Sapta Pratala).
Di sini konon terdapat bekas pijakan kaki sang Bima yang pada saat itu sedang marah besar. Saat Bima menancapkan kakinya maka terbentuklah lubang raksasa tersebut yang oleh masyarakat dinamai Sumur Jalatunda.
Nama Sumur Jalatunda dan Maknanya

Berbeda dengan cerita yang diambil dari pewayangan, nama Sumur Jalatunda diambil dari kata Jala dan tunda. Jala itu jaring merujuk pada makna menjaring sedangkan tunda berarti menunda.
Makna yang tersirat dari nama tersebut adalah siapapun yang memiliki hajat atau keinginan sebaiknya jangan pernah menunda-nunda untuk mewujudkannya. Takutnya tidak akan ada lagi kesempatan kedua untuk mewujudkan apa yang menjadi hajat dan keinginan tersebut.
Mitos Di Sumur Jalatunda

Terkait dengan penamaan Sumur Jalatunda, di masyarakat beredar sebuah mitos yakni bagi siapa yang dapat melempar batu hingga ke ujung dinding Sumur Jalatunda, maka harapan dan keinginannya akan terwujud.
Target lemparan ini berbeda antara perempuan dan laki-laki. Target lemparan perempuan ketengah sumur sedangkan lemparan laki-laki hingga ke seberang sumur.
Batu yang digunakan untuk melempar harus batu yang dibeli dari anak-anak Dieng yang berada di lokasi Sumur Jalatunda.
Lokasi Sumur Jalatunda

Selain terkenal dengan legenda dan mitosnya, Sumur Jalatunda memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Lokasinya yang terletak di kawasan Dieng sebelah barat berada pada ketinggian kurang lebih 2000 mdpl. Untuk bisa menikmati keindahan Sumur Jalatunda pengunjung harus menaiki 257 anak tangga. Sulit untuk membayangkan apakah jumlah itu sesuai atau tidak karena untuk menghitungnya pasti akan kesulitan karena kondisi badan yang sudah lelah saat naik sehingga tidak fokus menghitung. Jika kamu berniat untuk membuktikan jumlah anak tangga tersebut, kamu bisa menghitungnya saat kesana nanti.
Keindahan Sumur Jalatunda

Begitu sampai di area Sumur Jalatunda, pengunjung akan disuguhi pemandangan alam yang memesona disekelilingnya. Sumur Jalatunda sendiri dipagar dengan pagar yang sangat tinggi, sehingga sulit untuk bisa langsung melihat secara jelas.
Hal ini dikarenakan untuk pengamanan bagi pengunjung. Takutnya jika sumur ini dibiarkan begitu saja atau tanpa pengamanan akan menimbulkan hal-halyang tidak diinginkan.
Bisa jadi pengunjung penasaran ingin melihat lebih dekat sumur tersebut dan jatuh atau hal-hal lain yang tidak diinginkan.
Berswafoto di area sumur Jalatunda juga akan menghasilkan gambar-gambar yang oke punya. Anak tangga yang melingkar bisa dijadikan spot yang indah begitu juga dengan spot pemandangan alam disekitar sumur.
Bagaimana, Takaiters? Sudah puas, kan jalan-jalan ke Sumur Jalatunda? Kalau kamu masih penasaran dan ingin membuktikan jumlah anak tangga ataupun mitos di SumurĀ Jalatunda, datang saja, ya, Guys?