Hallo, Takaiters!
Geliat pariwisata diberbagai penjuru negeri sepertinya masih menunjukkan tren terus menerus meningkat. Semakin menjamurnya tempat wisata baru tersebut tidak bisa dibantah karena tren update foto instagrammable di media sosial.
Semakin menarik hasil foto yang kalian upload, maka semakin besar kemungkinan lokasi tersebut akan menjadi viral dan didatangi banyak pengunjung. Meski begitu, selain berbagai wisata baru yang begitu menarik lensa, tentu masih ada banyak tempat wisata sejarah yang tidak kalah menarik. Bahkan di tempat wisata ini kita bisa sekaligus belajar mengenai sejarah perjuangan para pahlawan kita. Asyik, ya.
Magelang sebagai kota tertua ke dua di Indonesia juga menyimpan banyak wisata sejarah yang sayang jika dilewatkan. Yuk, kita intip wisata sejarah di Magelang yang wajib dikunjungi.
1. Museum Diponegoro

Museum Diponegoro berada di dalam Komplek eks Karesidenan Kedu, yang berlokasi di Jalan Pangeran Diponegoro Magelang. Jika cuaca cerah, akan terlihat halaman depan museum ini sangat luas. Pengunjung bisa menikmati suguhan bentang alam Magelang dengan Gunung Sumbing yang berdiri kokoh dengan hamparan sawah di Kaki-kakinya.
Suasana ketika memasuki museum ini terasa berbeda. Apalagi saat melihat koleksi museum berupa jubah Pangeran Diponegoro yang dipajang dalam lemari kaca. Melihat jubahnya saja, kita langsung bisa membayangkan perawakan tinggi besar sang pangeran.
Di museum ini juga disimpan koleksi berupa kursi yang di bagian pegangan tangannya terdapat bekas goresan kuku. Konon katanya, goresan kuku tersebut adalah milik Pangeran Diponegoro yang sedang marah luar biasa kepada penjajah yang ternyata menjebaknya.
Di bangunan ini, Pangeran Diponegoro untuk terakhir kalinya berjuang sebelum akhirnya diasingkan ke Ujung Pandang.
2. Museum Sudirman

Di Indonesia ada tiga Museum Sudirman, yaitu di Magelang, Purwokerto, dan Yogyakarta. Di Magelang, Museum Sudirman berlokasi di Jl Ade Irma Suryani Nomor C7 Kota Magelang. Lokasinya berada di sebelah utara Taman Badaan yang terkenal dengan bakso kerikilnya.
Dulunya, Museum Sudirman di Magelang merupakan rumah tinggal terakhir Sang Jenderal Besar. Di rumah ini beliau mengembuskan napas terakhirnya, tepat pada tanggal 29 Januari 1950 karena penyakit TBC yang beliau derita.
Di museum ini kita akan disuguhi segala barang peninggalan Jenderal Sudirman dari mulai sendal, kursi, seragam, replika tandu, sampai tempat tidur beliau. Selain itu, di seluruh tembok museum ditempeli berbagai quotes Sang Jenderal yang bisa memberi hawa lain bagi para pembacanya.
Namun, yang membuat merinding adalah di ruang belakang tersimpan meja yang digunakan memadukan jenazah Jenderal Sudirman kala itu.
3. Museum BPK-RI

Badan Pemeriksa Keuangan (BPK RI) adalah lembaga tinggi negara yang memiliki wewenang memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Bahkan sejak 2015 lalu, BPK menjadi badan audit yang diakui dunia. Namun, Takaiters sudah tahu kalau BPK punya museum?
Museum BPK RI bersebelahan dengan Museum Diponegoro Jl Pangeran Diponegoro Kota Magelang. Awalnya, Museum ini merupakan kantor pertama BPK yang beroperasi pertama kali pada 1 Januari 1947. Pada awal berdirinya, BPK hanya dijalankan dengan 9 pegawai saja.
Di museum ini terdapat berbagai koleksi sejarah perkembangan BPK yang dipamerkan. Bahkan sejak Januari 2017, museum ini dikembangkan menjadi museum yang kekinian.
Museum BPK RI disebut-sebut sebagai museum sejarah pertama yang menggunakan beberapa fasilitas teknologi canggih seperti augmented reality dan virtual reality.
4. Museum Wayang

Selain di Jakarta, Museum Wayang juga ada di Magelang. Namanya Sasana Guna Rasa yang berada di komplek Pondok Tingal di Desa Wanurejo, Kecamatan Borobudur. Lokasinya sekitar 500 meter di sebelah timur Candi Borobudur.
Koleksi wayang di museum itu berasal dari sejumlah daerah yang ada di Indonesia dan luar negeri. Seperti: Jawa, Cirebon, Bali, Lombok, China, Kamboja, dan Turki. Museum itu juga mengoleksi wayang Kedu yang dibuat pada tahun 1880. Selain itu terdapat koleksi 694 judul buku tentang wayang yang ditulis dalam berbagai bahasa.
Koleksi lain yang disimpan adalah 83 kaset rekaman pertunjukan wayang sejak tahun 1971 sampai 1994, serta 59 kaset video rekaman pagelaran wayang sejak 1980 sampai 1990.
5. Museum Karmawibhangga Borobudur

Meski sudah tidak masuk ke dalam Tujuh Keajaiban Dunia, Candi Borobudur tetap mempesona dunia. Tahun 2018 lalu, Candi Borobudur berhasil menggaet lebih 3,5 juta wisatawan. Sebanyak 192.231 diantaranya merupakan wisatawan mancanegara.
Tapi tahukan kalian bahwa belum seluruh relief dan bagian candi sudah terpasang kembali? Ternyata masih banyak panel realitas dan bagian candi yang menelan menemui pasangannya. Nah, panel-panel ini disimpan di Museum Karmawibhangga Borobudur. Lokasinya di dalam komplek Candi, tepatnya di dekat pintu keluarnya.
Di dalam museum juga dipamerkan foto relief Karmawibhangga, foto pemugaran kedua (1973-1983), miniatur Borobudur, patung kepala Budha terbesar di Indonesia, arca candi Hindu, serta benda purbakala lainnya. Di halaman museum juga terdapat patung yang dikenal dengan nama Unfinished Budha.
Nah, Takaiters, sebagai kaum muda kita jangan sampai lupa pada jejak-jejak sejarah masa lalu bangsa. Setidaknya dengan mengunjungi museum, kita bisa ikut meresapi perjalanan budaya, perjuangan para pendahulu, sekaligus belajar. Semoga bermanfaat.